AI otak kedua
AI otak kedua

AI Otak Kedua: Mantan Trio Google X Ingin Mengubah Cara Kita Berpikir

Era kecerdasan buatan (AI) telah membawa kita ke titik di mana asisten digital tidak lagi menjadi fiksi ilmiah. Namun, sebuah startup baru yang didirikan oleh tiga veteran dari Google X, “pabrik ide gila” milik Google, membawa konsep ini ke level yang lebih intim. Mereka ingin menciptakan AI otak kedua. Mereka baru saja mengumpulkan dana sebesar $6 juta. Tujuannya adalah untuk mewujudkan ide ambisius ini. Konsepnya adalah sebuah AI yang dapat merekam, mengorganisasi, dan memanggil kembali ingatan, percakapan, dan ide-ide Anda.

Startup yang dinamai TwinMind ini didirikan oleh Daniel George, Sunny Tang, dan Mahi Karim. Mereka semua adalah mantan ilmuwan dari Google X. Mereka ingin menciptakan AI otak kedua yang bersifat always-on. Ia dapat mendengarkan secara pasif dan membangun “grafik pengetahuan pribadi” dari semua yang Anda katakan.

Mengapa Kita Membutuhkan “Otak Kedua”?

Konsep “otak kedua” bukanlah hal baru. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh Tiago Forte. Forte adalah seorang ahli produktivitas. Ia berpendapat bahwa otak manusia ada untuk berpikir. Ia tidak ada untuk mengingat. Dengan membanjirnya informasi, kita membutuhkan sistem eksternal. Sistem ini adalah sistem untuk mengelola dan menyimpan ide-ide kita.

Namun, pendekatan tradisional terhadap “otak kedua” sangat manual. Ia sangat bergantung pada catatan dan tag. Konsep yang diusung oleh TwinMind adalah otomatisasi penuh. Mereka ingin membuat proses ini menjadi mudah. Mereka ingin membuat proses ini menjadi tidak membutuhkan usaha.

Bayangkan skenarionya: Anda sedang mengobrol dengan rekan kerja. Anda sedang mengobrol tentang sebuah ide bisnis baru. Saat Anda kembali ke meja, Anda hanya perlu bertanya kepada AI Anda. “Apa poin-poin utama dari percakapan saya dengan Sarah tadi?” AI akan memberikan ringkasan yang akurat. AI juga akan memberikan key takeaways. AI juga akan membuat to-do list untuk Anda.

Bagaimana AI Otak Kedua TwinMind Bekerja?

TwinMind membedakan dirinya dari aplikasi pencatat rapat lainnya seperti Otter. TwinMind membedakan dirinya dengan kemampuan “mendengar” secara pasif sepanjang hari. Aplikasi ini merekam audio dari lingkungan sekitar. Kemudian, aplikasi ini memprosesnya. Ia akan mengubahnya menjadi teks yang dapat dicari. Ia akan mengubahnya menjadi notes yang terstruktur dan menjadi key takeaways.

Faktor kunci dalam teknologi ini adalah fokus pada privasi. Perusahaan mengklaim bahwa pemrosesan audio dilakukan di perangkat (on-device). Ini berarti data sensitif Anda tidak akan pernah meninggalkan ponsel Anda. Audio akan dihapus secara on-the-fly. Hanya teks yang ditranskripsi yang disimpan. Ini adalah upaya yang sangat penting. Upaya ini dilakukan untuk membangun kepercayaan dengan pengguna. Mengingat sifat “selalu mendengarkan” dari aplikasi ini, privasi adalah hal yang paling penting.

TwinMind juga meluncurkan model bahasa baru, Ear-3. Model ini memiliki word error rate yang rendah. Ia juga dapat mendukung 140+ bahasa. Ini adalah sebuah langkah upgrade yang signifikan. Model ini akan digunakan dalam aplikasi mereka.

 

Tantangan dan Risiko di Balik Konsep AI Otak Kedua

Meskipun AI otak kedua ini menjanjikan, ada beberapa tantangan besar yang harus dihadapi oleh TwinMind:

  • Privasi: Meskipun perusahaan mengklaim privasi adalah prioritas, banyak pengguna mungkin akan ragu. Mereka akan ragu untuk mengizinkan aplikasi untuk mendengarkan percakapan mereka sepanjang hari. Kepercayaan adalah kunci.
  • Akseptabilitas Sosial: Apakah kita sudah siap untuk memiliki AI yang terus-menerus mendengarkan kita? Masyarakat harus menerima ide ini. Ini bisa jadi hambatan.
  • Kompetisi: Banyak perusahaan besar, seperti Google dan Apple, juga sedang mengembangkan fitur serupa. NotebookLM dari Google adalah salah satu contohnya. Ia dapat menganalisis dan berinteraksi dengan catatan dan dokumen pengguna.
  • Kualitas dan Akurasi: Agar benar-benar berguna, AI ini harus sangat akurat. Ia juga harus dapat membedakan antara informasi yang penting dan background noise yang tidak relevan.

 

Masa Depan “Augmented Thinking”

Terlepas dari tantangan, visi TwinMind menunjukkan masa depan yang menarik. Di masa depan ini, AI otak kedua akan menjadi hal yang mainstream. AI tidak hanya akan menjadi alat untuk menjawab pertanyaan kita. Ia juga akan menjadi partner kita. Ia akan membantu kita berpikir.

Merek seperti Forte Labs juga berpendapat bahwa AI tidak akan menggantikan kebutuhan. Mereka akan menggantikan kebutuhan untuk second brain. AI akan mengubah cara kita mengorganisir informasi. Ini akan membuat proses ini lebih mudah. Ini akan membuat proses ini lebih cepat.

Dana $6 juta yang dikumpulkan oleh TwinMind adalah bukti. Ini adalah bukti bahwa investor percaya pada visi ini. Ini juga adalah bukti bahwa mereka percaya pada tim di balik TwinMind. Tim ini memiliki pengalaman yang luas dalam mengembangkan teknologi AI.

Kesimpulan

Dengan visi untuk menciptakan AI otak kedua yang dapat merekam dan mengorganisasi hidup kita, TwinMind telah menempatkan dirinya di garis depan. Mereka akan menghadapi tantangan. Namun, mereka juga akan menghadapi potensi yang besar. Jika mereka berhasil membangun kepercayaan. Jika mereka berhasil menyempurnakan teknologi mereka. Mereka dapat mengubah cara kita berinteraksi dengan informasi dan ingatan kita.

Baca juga:

Informasi ini dipersembahkan oleh Paman Empire

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *