JAKARTA – Keputusan mengejutkan SoftBank Group untuk menjual seluruh sisa kepemilikan sahamnya di NVIDIA Corporation telah mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh pasar teknologi global. Langkah dramatis ini melibatkan penjualan saham senilai miliaran dolar yang dikumpulkan SoftBank dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun transaksi sebesar ini seringkali merupakan bagian dari manajemen portofolio yang biasa, Penjualan Nvidia SoftBank Guncang pasar karena timing-nya: hal ini terjadi di tengah ledakan valuasi NVIDIA, yang didorong oleh dominasinya di sektor Kecerdasan Buatan (AI).
Pertanyaan besar yang kini menghantui investor di seluruh dunia adalah: Apakah CEO SoftBank, Masayoshi Son, —seorang investor visioner yang dikenal memiliki intuisi tajam—melihat adanya puncak di pasar AI, ataukah ini hanyalah langkah pragmatis untuk meningkatkan likuiditas internal SoftBank yang seringkali cash-strapped (kekurangan dana tunai) setelah serangkaian kerugian besar di Vision Fund? Keputusan ini memaksa investor untuk mengevaluasi kembali, bukan hanya prospek NVIDIA, tetapi juga strategi investasi di seluruh sektor AI yang sedang hyper-valued.
📉 Analisis Timing: Mengapa Jual Sekarang?
NVIDIA telah menjadi saham dengan kinerja terbaik dalam beberapa tahun terakhir, dengan harga yang meroket seiring setiap laporan pendapatan menunjukkan permintaan yang tak terpuaskan untuk chip AI mereka. Menjual saham pada titik tertinggi harga ini sering disebut sebagai profit-taking yang sempurna, tetapi investor mencari alasan yang lebih dalam.
1. Kebutuhan Likuiditas Internal SoftBank
SoftBank Group, meskipun memiliki beberapa investasi yang sukses, juga menanggung kerugian signifikan dari portofolio Vision Fund di masa lalu. Penjualan ini menghasilkan miliaran dolar AS dalam bentuk tunai murni, yang merupakan aset yang sangat berharga dalam periode ekonomi yang tidak menentu. Uang tunai ini dapat digunakan untuk:
- Mendukung Startup Vision Fund: Memberikan dana talangan (bridge funding) bagi startup di portofolio mereka yang sedang kesulitan.
- Buyback Saham: Melakukan pembelian kembali saham SoftBank sendiri untuk menopang harga sahamnya di Tokyo.
- Mengurangi Utang: Melunasi sebagian dari tumpukan utang SoftBank.
Dalam konteks ini, Penjualan Nvidia SoftBank Guncang pasar mungkin bukan sinyal tentang NVIDIA, melainkan sinyal tentang kebutuhan mendesak SoftBank untuk mengamankan likuiditas.
2. Strategi Pelepasan Aset Non-Inti
Keputusan ini konsisten dengan strategi yang telah lama dicanangkan oleh SoftBank untuk fokus pada bisnis intinya, yaitu ARM Holdings. SoftBank telah berjuang keras untuk menjadikan ARM sebagai pusat ekosistem chip global, bahkan setelah upaya penjualan ARM ke NVIDIA gagal. Dengan menjual saham NVIDIA, SoftBank membebaskan modal dan energi manajemen untuk sepenuhnya mendukung pertumbuhan ARM, yang kini menjadi aset strategis utama mereka di sektor semikonduktor.
❓ Apakah Ini Menandakan Puncak Pasar AI?
Ini adalah pertanyaan paling sensitif yang ditimbulkan oleh Penjualan Nvidia SoftBank Guncang pasar.
Perspektif Bubble yang Diakui
Masayoshi Son sendiri pernah mengakui bahwa ada unsur “gelembung” atau hype yang berlebihan di sektor AI. Penjualan ini dapat ditafsirkan sebagai langkah untuk keluar dari aset sebelum koreksi harga yang tak terhindarkan terjadi di pasar yang dianggap terlalu panas. Son mungkin percaya bahwa valuasi NVIDIA saat ini telah priceless (terlalu tinggi untuk dibenarkan oleh pendapatan di masa depan), dan mengamankan keuntungan sekarang adalah pilihan yang paling bijaksana.
Risiko Dominasi yang Berkelanjutan
Di sisi lain, kritikus terhadap pandangan “puncak” berpendapat bahwa NVIDIA masih memiliki dominasi yang tak tertandingi di pasar GPU AI. Kompetitor seperti AMD dan chip internal (Google TPU, Amazon Trainium) masih belum mampu menggoyahkan posisi NVIDIA. Permintaan dari raksasa cloud untuk membangun supercomputer AI diproyeksikan akan berlangsung selama bertahun-tahun. Jika pandangan ini benar, SoftBank mungkin telah membuat keputusan terburuk dengan keluar terlalu cepat dari keuntungan jangka panjang.
🚀 Implikasi Jangka Panjang: Kredibilitas dan Keyakinan
Reaksi pasar terhadap Penjualan Nvidia SoftBank Guncang ini akan menjadi barometer sentimen investor terhadap megacap tech dan AI secara keseluruhan.
Menguji Kekuatan Demand Institusional
Penjualan saham yang masif dari investor institusional besar biasanya dapat menyebabkan penurunan harga saham secara signifikan karena pasar menyerap volume yang besar. Namun, jika harga saham NVIDIA mampu pulih dengan cepat dan mempertahankan level harganya, itu akan membuktikan bahwa permintaan institusional yang mendasar (termasuk dana pensiun dan ETF) masih jauh lebih kuat daripada tekanan jual yang dihasilkan oleh exit SoftBank. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan terhadap prospek jangka panjang NVIDIA.
Dampak Psikologis pada Startup AI
Penjualan ini juga mengirimkan pesan psikologis ke seluruh portofolio startup AI yang didanai Vision Fund. Jika SoftBank bersedia keluar dari aset bintang yang menguntungkan seperti NVIDIA, itu mengisyaratkan bahwa SoftBank mungkin akan lebih ketat dalam menyalurkan modal ke startup yang belum menghasilkan keuntungan nyata. Era “uang mudah” dari Vision Fund mungkin sudah berakhir.
Pada akhirnya, Penjualan Nvidia SoftBank Guncang pasar karena menyentuh dua saraf utama: kebutuhan finansial SoftBank dan pertanyaan besar tentang keberlanjutan valuasi AI. Apakah Masayoshi Son adalah seorang visioner yang keluar tepat pada waktunya, atau seorang coy investor yang kehilangan potensi pertumbuhan masa depan? Jawabannya akan terungkap dalam beberapa kuartal mendatang, seiring pasar AI global terus bergejolak dan berevolusi.
Baca juga:
- Cara Pikir Gelembung AI yang Lebih Baik untuk Investor
- Wall Street Kehilangan Kepercayaan AI? Benarkah?
- OpenAI Minta Kredit Pajak CHIPS Act Diperluas ke Pusat Data
Informasi ini dipersembahkan oleh abangempire

