Brex hadapi AI dengan 'kekacauan'
Brex hadapi AI dengan 'kekacauan'

Brex Hadapi AI dengan ‘Kekacauan’

Dunia teknologi bergerak sangat cepat, terutama dengan laju inovasi kecerdasan buatan (AI) yang luar biasa. Perusahaan dituntut untuk beradaptasi dengan cepat, atau risiko tertinggal. Brex, pemain kunci di sektor fintech yang dikenal dengan solusi kartu kredit korporat dan manajemen pengeluaran, telah menemukan cara unik untuk tetap relevan. Alih-alih mencari kesempurnaan atau proses yang kaku, Brex hadapi AI dengan ‘kekacauan’, atau yang mereka sebut sebagai “embracing the messiness”. Pendekatan tak lazim ini melibatkan perombakan proses pengadaan software tradisional, memberdayakan karyawan, dan berani bereksperimen dengan berbagai alat AI, bahkan yang belum sempurna. Strategi ini memungkinkan Brex untuk berinovasi cepat dan tetap berada di garis depan adaptasi AI.

Tantangan Adopsi AI di Perusahaan

Mengapa Brex hadapi AI dengan ‘kekacauan’? Ini adalah respons terhadap tantangan umum dalam adopsi AI di banyak perusahaan.

  • Kecepatan Inovasi AI: Teknologi AI berkembang dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Model baru, alat baru, dan kemampuan baru muncul setiap minggu. Hal ini membuat proses pengadaan software tradisional yang lambat dan birokratis menjadi tidak efektif. Evaluasi berbulan-bulan bisa membuat alat yang dipilih sudah usang sebelum sempat diimplementasikan.
  • Proses Pengadaan yang Kaku: Banyak perusahaan memiliki prosedur pengadaan yang ketat, yang dirancang untuk stabilitas dan mitigasi risiko. Namun, prosedur ini seringkali tidak cocok untuk teknologi yang masih dalam tahap awal dan terus berubah seperti AI.
  • Ketidakpastian Kebutuhan: Sulit untuk memprediksi dengan pasti alat AI mana yang akan paling bermanfaat bagi sebuah perusahaan dalam jangka panjang. Kebutuhan bisa berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan pemahaman tim.
  • Fragmentasi Solusi: Pasar AI sangat terfragmentasi, dengan ribuan startup yang menawarkan solusi spesifik. Memilih “yang terbaik” bisa menjadi tugas yang melelahkan dan memakan waktu.

Menyadari masalah ini, Brex memahami perlunya pendekatan yang lebih lincah.

Strategi Brex: Delegasi dan Eksperimen

Inti dari bagaimana Brex hadapi AI dengan ‘kekacauan’ terletak pada perombakan fundamental dalam cara mereka mengadopsi teknologi baru.

  • Perombakan Proses Pengadaan: Brex menyadari bahwa siklus evaluasi berbulan-bulan mereka adalah penghambat. Mereka merampingkan kerangka kerja untuk validasi hukum dan perjanjian data, memungkinkan penilaian alat AI yang lebih cepat dan ketersediaan bagi tim penguji. Tujuannya adalah mengurangi bottleneck birokratis.
  • Pemberdayaan Karyawan: Salah satu langkah paling revolusioner adalah memberikan wewenang kepada karyawan, terutama para insinyur, untuk memilih alat AI yang mereka butuhkan. Brex memberikan anggaran bulanan ($50) kepada para insinyur untuk melisensikan software dari daftar yang disetujui. Ini memungkinkan mereka mengoptimalkan alur kerja secara mandiri.
  • “Superhuman Product-Market-Fit Test”: Brex menggunakan apa yang disebut James Reggio, CTO Brex, sebagai “superhuman product-market-fit test”. Ini berarti karyawan yang benar-benar menggunakan alat tersebut yang mengevaluasi efektivitasnya. Hanya alat yang terbukti sangat diperlukan dan memberikan nilai nyata yang akan mendapatkan lisensi perusahaan secara luas.
  • Mencoba Ribuan Alat: Dalam dua tahun terakhir, Brex telah menguji sekitar 1.000 alat AI yang berbeda. Pendekatan desentralisasi ini menunjukkan preferensi yang beragam di antara insinyur. Ini memvalidasi strategi perusahaan untuk mencoba banyak alat tanpa harus langsung fokus pada satu solusi.
  • Tidak Takut Gagal: Reggio menekankan bahwa “merangkul kekacauan” berarti menerima bahwa keputusan awal mungkin tidak selalu sempurna. Brex membatalkan atau tidak memperbarui sekitar lima hingga sepuluh deployment besar yang tidak memenuhi ekspektasi. Fleksibilitas untuk berputar cepat lebih berharga daripada menghindari kesalahan sama sekali.

Pendekatan ini menunjukkan bagaimana Brex hadapi AI dengan ‘kekacauan’ sebagai sebuah keunggulan kompetitif.

Manfaat Pendekatan “Embrace the Messiness”

Pendekatan ini menghasilkan beberapa manfaat signifikan bagi Brex.

  • Inovasi Cepat: Dengan proses yang gesit dan pemberdayaan karyawan, Brex dapat dengan cepat menguji dan mengadopsi alat AI yang relevan, memastikan mereka tetap di garis depan inovasi. Kecepatan adalah segalanya di dunia AI.
  • Efisiensi Operasional: Brex telah menggunakan AI secara ekstensif dalam operasi mereka sendiri, mulai dari otomatisasi kategori pengeluaran, deteksi penipuan waktu nyata, analisis risiko kredit, hingga analitik prediktif untuk manajemen pengeluaran. Ini mengarah pada peningkatan efisiensi yang signifikan.
  • Solusi Berbasis Pengguna: Karena karyawan langsung yang menguji dan memilih alat, solusi AI yang diterapkan cenderung lebih relevan dan efektif untuk kebutuhan pengguna sebenarnya. Ini memastikan adopsi yang lebih tinggi dan nilai yang lebih besar.
  • Peningkatan Kemampuan Produk: Dengan integrasi AI, produk Brex sendiri menjadi lebih cerdas dan fungsional. Misalnya, fitur seperti Brex AI Assistant memungkinkan tim keuangan berinteraksi dengan data keuangan kompleks tanpa harus membuka aplikasi, atau kemampuan untuk memproses faktur PDF menjadi tagihan yang bisa dibayar dengan satu klik.
  • Budaya Fleksibilitas: Pendekatan ini juga menumbuhkan budaya fleksibilitas dan adaptasi dalam organisasi. Karyawan terdorong untuk bereksperimen dan belajar dari pengalaman, yang sangat penting di industri yang berubah dengan cepat.

Dengan manfaat ini, Brex hadapi AI dengan ‘kekacauan’ sebagai strategi cerdas.

Pelajaran untuk Perusahaan Lain

Strategi Brex hadapi AI dengan ‘kekacauan’ menawarkan pelajaran penting bagi perusahaan lain yang ingin mengintegrasikan AI.

  • Kecepatan Mengalahkan Kesempurnaan: Di dunia AI, menunggu kepastian yang sempurna berarti tertinggal. Perusahaan perlu berani bereksperimen dan mengadopsi alat lebih cepat, bahkan jika itu berarti membuat beberapa kesalahan.
  • Pemberdayaan Karyawan: Delegasikan wewenang kepada tim dan karyawan yang akan menggunakan alat AI. Mereka adalah yang terbaik untuk menentukan nilai sebenarnya dari sebuah teknologi.
  • Fokus pada Nilai Nyata: Daripada berinvestasi besar-besaran pada satu solusi yang “sempurna”, fokuslah pada alat yang memberikan nilai nyata dan terukur dalam alur kerja spesifik.
  • Proses Adaptif: Bangun proses pengadaan dan implementasi yang fleksibel, yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan kebutuhan bisnis.
  • Transparansi dan Keamanan Data: Meskipun merangkul “kekacauan”, Brex tetap menekankan pentingnya transparansi dalam bagaimana AI bekerja dan perlindungan data pelanggan yang ketat. Ini adalah fondasi kepercayaan yang tidak boleh dikompromikan.

Kesimpulan: Masa Depan yang Agile dengan AI

Brex telah menunjukkan bahwa di tengah gelombang inovasi AI yang masif, pendekatan yang paling efektif mungkin bukan yang paling terstruktur atau sempurna di atas kertas. Sebaliknya, dengan keberanian untuk merangkul “kekacauan”, mendelegasikan keputusan, dan berani bereksperimen, sebuah perusahaan dapat tetap lincah, inovatif, dan relevan.

Pendekatan Brex dalam menghadapi AI adalah model yang menarik bagi perusahaan mana pun yang ingin memanfaatkan potensi penuh kecerdasan buatan. Ini adalah pengingat bahwa dalam perlombaan teknologi, adaptasi yang cepat, keberanian untuk mencoba, dan kepercayaan pada tim adalah kunci utama untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan memimpin. Mereka membuktikan bahwa dengan benar-benar memahami dan merangkul bahwa Brex hadapi AI dengan ‘kekacauan’ adalah jalan menuju inovasi yang berkelanjutan.

Baca juga:

Informasi ini dipersembahkan oleh Raja Botak

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *